ILMU SOSIAL DASAR
Nama : Aditya Dwi Nugroho
Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
A. Masyarakat Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif
A. Pengertian
Masyarakat
Masyarakat |
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Masyarakat dalam arti luas
adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat
adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya
teritorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita menemukan kenyataaan bahwa manusia sebagai makhluk sosial ada
kecenderungan untuk melakukan kesalahan sesama manusia. Kecenderungan yang
bersifat sosial ini selalu timbul pada diri setiap manusia ada sesuatu yang
saling membutuhkan. Dari kenyataan ini kemudian timbullah suatu struktur antar
hubungan yang beraneka ragam. Keragaman itu dalam bentuk
kolektivitas-kolektivitas serta kelompok-kelompok dan pada tiap-tiap kelompok
tersebut terdiri dari kelompok-kelompok yang lebih kecil. Apabila
kolektivitas-kolektivitas itu dan kelompok-kelompok mengadakan persekutuan
dalam bentuk yang lebih besar, maka terbentuklah apa yang kita kenal dengan
masyarakat.
Pada setiap masyarakat, jumlah
kelompok dan kesatuan sosial tidak hanya satu, disamping itu individu sebagai
warga masyarakat dapat menjadi bagian dari berbagai kelompok dan atau kesatuan
sosial yang hidup dalam masyarakat tersebut.
B. Syarat-Syarat
Menjadi Masyarakat
Adapun beberapa syarat untuk menjadi
masyarakat yaitu :
1. Harus ada pengumpulan manusia,
dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2. telah bertempat tinggal dalam
waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3. adanya aturan-aturan atau
undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan
bersama.
Sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudia
berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemasyarakatan.
Berdasarkan mata pencaharian.para pakar
ilmu sosial membagi: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis,
masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga
disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan
pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat
agrikultural tradisional.
Berdasarkan struktur politiknya
masyarakat dibagi:berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat
masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
C. Pengertian
Masyarakat PerKotaan
Masyarakat perkotaan sering
disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat
kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan.
Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat
kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga
desa.
5. Interaksi yang terjal
lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor
pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih
teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
D. Dua Tipe Masyarakat
Ada dua tipe masyarakat yang sering kita temui
yaitu :
1. Masyarakat paksaan: misalnya Negara, Masyarakat
Tawanan, dan lain-lain
2. Masyarakat merdeka yaitu terbagi dalam dua hal :
· Masyarakat
Nature,
yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn
bertalian dengan hubungan darah atau keturunan .
· Masyarakat
Culture,
yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan,
misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya.
E. Ciri-ciri Masyarakat Kota
Adapun beberapa ciri-ciri Masyarakat Kota
yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang
bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. orang kota paa umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. pembagian kerja di antra
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga
desa.
5. interaksi yang terjai lebih
banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi.
6. pembagian waktu yang
lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7. perubahan-perubahan sosial
tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh dari luar.
F. Perbedaan Antara Kota dan Desa
Adapun beberapa Perbedaan Kota dan Desa
yaitun:
1. jumlah dan kepadatan penduduk
2. lingkungan hidup
3. mata pencaharian
4. corak kehidupan sosial
5. stratifikasi sosial
6. mobilitas social (Pergerakan penduduk)
7. pola interaksi sosial
8. solidaritas sosial
9. kedudukan dalam hierarki
administrasi nasional
A. Hubungan Desa dengan Kota
A. Hubungan Desa dengan Kota
Hubungan Desa-Kota, hubungan pedesaan-perkotaan.
Masyarakat pedesaan dan
perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat.
Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung
pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras
sayur mayur , daging dan ikan.
Pedesaan Vs Kota |
Desa juga merupakan sumber
tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja
buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan
jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja
pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila
pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen
mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang
tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya
kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya
persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan
kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya,
yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung
terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan
desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah
atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
· Ekspansi kota ke desa, atau
boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini
terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka
ragam
· Invasi kota , pembangunan kota
baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah
perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya
diganti dengan perkotaan
· Penetrasi kota ke desa,
masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang
sesungguhnya banyak terjadi
· Ko-operasi kota-desa, pada
umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat
hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses
sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota
dan desa adalah :
A. Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan
Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan
tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses
berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
B. Sebab-sebab Urbanisasi
· Faktor-faktor yang mendorong
penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
· Faktor-faktor yang ada dikota
yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
Hal – hal yang termasuk push factor antara
lain :
A. Bertambahnya penduduk sehingga
tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
B. Terdesaknya kerajinan rumah di
desa oleh produk industri modern.
C. Penduduk desa, terutama kaum
muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan
suatu cara hidup yang monoton.
D. Didesa tidak banyak kesempatan
untuk menambah ilmu pengetahuan.
E. Kegagalan panen yang disebabkan
oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb.
Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pull factor antara
lain :
A. Penduduk desa kebanyakan
beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan
penghasilan
B. Dikota lebih banyak kesempatan
untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
C. Pendidikan terutama pendidikan
lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
D. Kota dianggap mempunyai tingkat
kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam
kultur manusianya.
E. Kota memberi kesempatan untuk
menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri
dari posisi sosial yang rendah.
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik.
Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota
tersebut.
B. Aspek
Positive dan Aspek Negative
A. Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang
benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan.
Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya
secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat
banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari
ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada
masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga.
Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah
kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
B. Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep
kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna
(black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan)
ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
C. Kompetisi (Persiapan)
dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia
yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai
saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud
persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya
saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output
(hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat
iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan
fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah
ketegangan dalam masyarakat.
D. Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan
tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa
orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat
sambutan yang sangat dari para ahli.Karena pada umumnya masyarakat sudah
bekerja keras.
C. 5
Unsur Lingkungan Perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari
pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan
dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut .
Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat
perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
· Wisma :
Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
· Karya : Untuk penyediaan lapangan
kerja.
· Marga : Untuk pengembangan jaringan
jalan dan telekomunikasi
· Suka : Untuk fasilitas hiburan,
rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
· Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas
umum.
Kelima unsur ini kemudian dirinci dlm
perencanaan suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan yg spesifik
untuk kota tersebut dimasa yg akan datang.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
A. Aparatur kota harus dapat
menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan
tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
B. Kelancaran dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat ,
agar tidak disusul dengan masalah lainnya
C. Masalah keamanan kota harus
dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan
menimbulkan masalah baru
D. Dalam rangka pemekaran kota ,
harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para
pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah
kabupaten dan sekitarnya.
·
Fungsi Eksternal Kota
yakni seberapa jauh fungsi dan
peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi
dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian
ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ
tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling
pengaruh mempengaruhi.
B. Masyarakat Pedesaan
A. Pengertian Desa
Yang dimaksud dengan Desa menurut
Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah
suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Menurut Bintarto, Desa merupakan
perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang
terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah
pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
A. Mempunyai pergaulan hidup yang
saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
B. Ada pertalian perasaan yang
sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
C. Cara berusaha (ekonomi)adalah
agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan
alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan.
Dalam kamus sosiologi kata
tradisional dari bahasa inggris “radition” artinya Adat istiadat dan
kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau
dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas
yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya
desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan
bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban,
persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat ,
kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa
merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa
merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia.
Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi
tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak
bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara
menyeluruh.
Memang hampir semua kebijakan
pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan
mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa,
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memberikan layanan social
desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih
modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas.Karena pada
kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya
direguk oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elite
kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indicator
keberhasilan pembangunan.
Sifat dan Hakikat Masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai
sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
E. Macam-macam Gejala Masyarakat
Pedesaan
Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam
gejala sosial, khussunya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam
masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social. Gejala-
gejala sosial itu adalah :
A. Konflik ( Pertengkaran )
Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi
biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke
luar ruamah tangga
B. Kontraversi ( Pertentangan )
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh
peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam
hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para ahli hukum adat biasanya
meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
C. Kompetisi ( Persiapan )
Masyarakat pedesaan adalah manusia pada
biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat
ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negative.
Unsur-Unsur Desa
Beberapa Unsur yang terdapat pada
desa yaitu :
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah
dalam hal geografis.
2. Penduduk, adalah hal yang
meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
penduduk desa setempat.
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini
pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga
unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri
melainkan merupakan satu kesatuan.
Fungsi Desa
fungsi desa adalah:
1. desa yang merupakan hinterland
atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan
pokok.
2. desa ditinjau dari sudut
pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang
tidak kecil artinya.
3. desa dari segi kegiatan
kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa
nelayan, dll
C. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Dalam masyarakat modern, sering
dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan
(urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya
tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam
masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh
dari kota. Perbedaan 3r
Perbedaan Kota dengan desa |
masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Warga suatu masyarakat pedesaan
mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka
dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok
atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985),
menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama,
hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok
kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada
umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang
genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk
adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan
pekerjaan sambilan saja.
Ada beberapa ciri yang dapat
dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan
melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan
dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat
pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri
ciri tersebut antara lain :
1. jumlah dan kepadatan penduduk
2. lingkungan hidup
3. mata pencaharian
4. corak kehidupan sosial
5. stratifiksi sosial
6. mobilitas sosial
7. pola interaksi sosial
8. solidaritas sosial
9. kedudukan dalam hierarki sistem
administrasi nasional
Mata pencaharian adalah
perbedaan paling menonjol antara desa dan kota. Karena:
· Kegiatan penduduk desa berada
di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris.
· Kota merupakan pusat kegiatan
sektor ekonomi sekunder yng meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi
tertier yaitu bidang pelayanan jasa.
· Jadi kegiatan di desa adalah
mengolah bahan-bahan mentah, baik bahan-bahan kebutuhan pangan, sandang maupun
lain-lain bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota
mengolah bahan-bahan yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi
atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera di konsumsi.
· Di desa jumlah ataupun jenis
barang yang tersedia di pasaran sangat terbatas. Di kota tersedia berbagai
macam barang yang jumlahnya pun melimpah.
· Bidang produksi dan jalur
distribusi di perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat
di perdesaan. Dan corak kehidupan di desa dapat dikatakan masih homogen.
Jadi, Itulah perbedaan antara masyarakat kota dengan
masyarakat pedesaan.Terdapat banyak perbedaan terutama dalam mata pencaharian
karena di pedesaan masih sedikit sekali untuk masyarakatnya mencari pekerjaan
biasanya masyarakat di pedesaan hanya menjadi seorang petani / seorang tukang
kebun.Lain halnya diperkotaan masyarakat perkotaan kebanyakan hidupnya lebih
makmur dan banyak lapangan pekerjaan yang menyejahterakan suatu individu,akan
tetapi untuk mendapatkan pekerjaan di perkotaan itu tidaklah mudah,karena
banyak saingannya maka dari itu ini merupakan tugas suatu pemerintahan untuk
bisa membuka lapangan pekerjaan yang memadai baik di Perkotaan maupun didesa
agar kestabilan ekonomi dipedesaan bisa beranjak naik dan membantu masyarakat
pedesaan untuk lebih hidup makmur.
Referensi :
2. Tugas
0 coment�rios:
Posting Komentar